Pendakian Gunung Gede Jalur Cibodas


Artikel ini berisi tentang pendakian gunung gede jalur cibodas, deskripsi akses yang dapat dilalui dalam pendakian gunung gede. 

Akses
Ada 6 pintu wisata menuju kawasan TNGGP yaitu: Cibodas, Gunung Putri, Bodogol, Cisarua, Selabintana dan Situgunung.

Kantor Balai TNGGP, pusat informasi (visitor center) dan tempat pendaftaran pendakian berlokasi di Cibodas. 


Peta Akses Pendakian Gunung Gede Pangrango


Pintu masuk Cibodas, Gunung Putri dan Selabintana merupakan akses utama menuju puncak Gunung Gede dan Pangrango. Pintu masuk Situgunung merupakan pintu menuju Danau Situgunung yang sangat sesuai untuk rekreasi keluarga. Sedangkan, Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol dengan jembatan kanopi sepanjang 400 m memiliki daya tarik bagi pengunjung dan masyarakat umum yang ingin berekreasi dengan merasakan keindahan hutan hujan tropis. Cisarua juga pintu masuk yang dekat dari Jakarta, mempunyai fasilitas untuk kemping yang cocok bagi keluarga, anak sekolah dan kelompok-kelompok pecinta alam.



Pintu Masuk Dengan Mobil Pribadi Dengan Transportasi Umum  
Cibodas

Berjarak 100 km dari Jakarta. Dapat ditempuh melalui Jalan Tol Jagorawi dan keluar di Tol Ciawi. Di pertigaan Ciawi, ambil jurusan Puncak – Bandung. Setelah 7,6 km dari Puncak Pass Hotel, setelah Outlet DSE, belok ke kanan tepat pada pertigaan di Paragajen (Papan Nama Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ada disebelah kiri jalan). Jalan lurus kira-kira 3 km dan sampai pada portal pintu Gerbang Wisata Cibodas, dan disini ada restribusi (mobil dan kendaraan roda dua Rp.3000,- dan setiap penumpang Rp. 1000,-/orang). Tidak jauh dari portal ini, anda menemukan kantor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango disebelah kanan. Dengan bis umum dari Bogor – Bandung, Jakarta – Bandung yang lewat Puncak. Turun di Pertigaan di Paragajen, dekat Outlet DSE. (Pertigaan ini disebut Pertigaan Cibodas, dan papan nama TNGP disebelah kiri jalan). Dari pertigaan, anda naik angkot warna kuning (Cibodas, Rarahan) dengan ongkos Rp. 2000 per orang sampai di pintu gerbang TNGP. Tarif ojek sampai ke pintu gerbang kantor TNGP Rp. 6000,-.
 
Gunung Putri
Gunung Putri Terletak 15 km dari Cibodas. Pengunjung dapat menuju lokasi ini dari Cipanas dengan jarak kira-kira 7 km. Lokasi Kemping Bobojong di Gunung Putri berjarak 1 km jalan kaki dari terminal angkot di Gunung Putri. Pengunjung harus naik angkot dari terminal Cipanas ke Gunung Putri dengan ongkos Rp. 3000,- /orang.


Selabintana
Selabintana Berjarak 10 km atau 30 menit dari Sukabumi, melewati jalan perkebunan teh dan kebun sayur. Pintu masuk Selabintana yaitu di Pondok Halimun berada di Cipelang. Dari terminal bis Sukabumi dengan minibus menuju pusat kota dan kemudian ganti kendaraan dengan minibus yang menuju Pondok Halimun.


Situgunung

Pintu masuk Situgunung terletak kira-kira 70 km atau 1.5 jam dari Bogor. Dari Bogor, ambil jurusan Sukabumi dan kemudian berbelok di Cisaat menuju Situgunung. Situgunung terletak di sebelah selatan kawasan Taman Nasional. Akses cukup bagus. Dari Jakarta atau Bogor, ambil bis jurusan Jakarta – Sukabumi – Cisaat. Jika dari terminal Sukabumi, naik minibus yang menuju Cisaat, dan sampai di Cisaat, ambil minibus menuju Situgunung, yang berjarak 10 km.


Bodogol

Dari Bogor ke pintu masuk Bodogol, ambil jurusan Sukabumi dan turun di Lido (kira-kira 25km). Dari Lido menuju desa Bodogol kira-kira 4km, dan dari desa Bodogol menuju PPKAB kira-kira 3 km melalui jalan berbatu, dan disarankan menggunakan kendaraan roda 4 dengan gardan ganda. Dengan menggunakan bis atau mini bus dari Bogor dengan ongkos Rp. 5,000-/orang. Dari Lido anda dapat menggunakan motor ojek menuju resort Bodogol dengan ongkos Rp. 5,000-/orang. Dari resort Bodogol, anda dapat mengunakan ojek sampai PPKAB.


Cisarua

Pintu gerbang Cisarua berjarak kira-kira 14 km atau 20 menit dari Ciawi dengan mobil. Menuju pintu gerbang akses cukup bagus dengan jalan aspal. Dari Ciawi, gunakan minibus menuju terminal Pasir Muncang, dan dari terminal ini sewa ojek menuju pintu masuk Cisarua


Data diambil dari laman resmi gedepangrango.org
 


Pemilihan Jalur Pendakian

Kami sendiri memilih jalur cibodas bukan karena sok pilih-pilih tapi kebetulan leader kami yang bernama lutfi memilih jalur ini :D.
Kita dapat menuju basecamp pendakian gunung gede via jalur cibodas ini dengan menggunakan kendaraan umum. Karena kami dari cilegon kami naik mobil umum jurusan kampung rambutan selanjutnya naik mobil umum kembali kearah cianjur dan turun dipertigaan cibodas.




Kena Sial Tas Ketinggalan Di Bus

Sial menimpa kami karena cuaca dingan kami tertidur pulas didalam kendaraan sampai akhirnya turun dipertigaan cibodas tas kedua teman kami fauzul dan habibi masih tertinggal dibagasi mobil sial betul.
Waktu itu menunjukan sekitar jam 06:00 akhirnya dengan perasaan was-was kamipun berusaha mencari ojek untuk mengejar bus yang membawa tas. Setelah melakukan pencarian sekitar seengah jam tas milik fauzul dan habibi pun berhasil ditemukan.

Masih beruntung rupanya.


Suasana didepan indomaret pertigaan cibodas



Menuju Basecamp

Lanjut ke topik awal pendakian ke gunung gede jalur cibodas akhirnya kami lanjutkan dengan menuju ke basecamp dengan menaiki mobil angkutan kota (angkot) dengan ongkos sekitar 60 ribu. Setelah sampai dan kami telah menyiapkan semuanya kamipun menuju pos pendakian. 





Dalam angkutan kota(angkot)


Wajib Lapor sebelum memulai pendakian

Perlu diketahui disini kita wajib melapor dan hati-hati bagi kawan-kawan yang akan mendaki ke gunung gede jangan lupa membawa sepatu karena itu diwajibkan.




Briefing sebelum memulai pendakian

 

Awal pendakian dimulai dengan melewati jalan berbatu melintasi hutan tropis. Selama perjalanan tak jarang kami menemukan beberapa binatang yang masih berkeliaran bebas. Setelah melakukan perjalanan sekitar 1-2 km sampailah kami sebuah rawa yang bernama Telaga Biru. Konon katanya telaga ini mampu berubah warna dikarenakan tanaman ganggang didalamnya, tapi sayang saat kami tiba disana warnanya biasa saja. 
BELUM BERUNTUNG



Kamipun melanjutkan perjalanan dan kami tiba dijalur jembatan, setelah berjalan di atas jembatan kayu dan beton sejauh sekitar 1 km, kami sampai di pos panyacangan kuda, Pos ini berada dikisaran ketinggian 1.628 Mdpl dan terdapat bangunan beratap untuk sekedar istirahat menghilangkan keringat. Di lokasi ini terdapat persimpangan berupa pertigaan, Kekanan arah air terjun, kamipun memutuskan untuk ke arah air terjun sekalian ngademin badan juga mengambil persediaan air minum.
Tidak butuh waktu lama untuk mencapai curug hanya sekitar 20 menit kita sudah sampai di air terjun.
Amazing sob ....
Air terjunnya lumayan indah dipandang airnya juga jernih banget kami sendiri bisa langsung meminum airnya.










Foto didepan air terjun cibereum




Setelah kurang lebih 20 menit  kami istirahat di curug cibereum kamipun melanjutkan kembali perjalanan, rasanya kami mendapatkan suntikan tenaga baru sob, setelah melewati pertigaan air terjun kembali menanjak melewati jalan setapak berbatu yang mulai berganti dengan jalan tanah yang lebih alami. tak jarang kamipun mendapatkan BONUS berupa turunan rasanya seneng banget sob berasa pengen lari parkour, tak jarang kamipun berlari kecil terutama ada teman kami ahmadi yang selalu pengen didepan kayak slogan motor "tamaha" (diplesetin sob kecuali mau ngiklan disini hehe).
Setelah kurang lebih berjalan 2 km kamipun merasa kelelahan tak sedikit dari kami yang TEPAR  disisi jalur pendaklian kamipun akhirnya terbagi menjadi 3 kelompok, saya sendiri berada diurutan kedua bersama sigit dibelakang ahmadi dan fauzul.
Kamipun sampai disumber air panas perlu perhatian jika kita melewati sumber air panas sangat diperlukan kehati-hatian dan kewaspadaan sob karena medan yang sempit dan licin, jika sampai terpeleset maka akan fatal akibatnya karena sisi kanan jalur adalah jurang dan suhu air bisa mencapai kurang lebih 80° C.

Perlu diperhatikan diarea ini bisa dibilang cukup berbahaya oleh karena itluaswan-kawan jangan sampai berhenti untuk istirahat didekat sini karena akan mengganggu pendaki lain.


Perlintasan air panas




Perjalanan Terhenti Sejenak 

Setelah melewati area air panas saya dan sigit yang berada diurutan dua bertemu dengan rekan yang lain, kamipun beristirahat disalah satu pos sambil menunggu kawan-kawan yang lain. Kami masak indomi dan air panas serta tak lupa menunaikan sholat dzuhur, sungguh kenangan yang tak dapat dilupakan sob.

 

 




Setelah seluruh anggota berkumpul kamipun melanjutkan perjalanan kami selanjutnya kami menuju pos kandang batu disini ada lahan cukup luas untuk membuat camp namun kami tidak membuat camp disini melainkan melanjutkan perjalanan menuju pos kandang badak. Diperjalanan menuju kandang badak ada air terjun namun selanjutnya perjalan lumayan menguras tenaga karena jalur hanya dapat dilalui satu orang artinya kita harus bergantian pela-pelan, halangan rupayanya masih menerpa tim kami, tak seberapa jauh dari jalur yang cukup curam itu salah seorang dari kami mendadak kelelahan, kamipun berhenti sejenak untuk menenangkan dan memberi support, saya perkirakan kami telah berada diketinggian 2300 mdpl itu artinya sebentar lagi kami sampai dipos kandang badak.






Antara lelah dan semangat yang membara


ind*a,  (sensor)
siapakah dia ?
kawan saya yang berbadan kekar dan berparas rupawan inilah yang kelelahan mungkin dikarenakan dia belum ada persiapan fisik yang cukup, tips buat yang mau mendaki sebaiknya siapkankan fisik dan jaga kesehatan tubuh serta olahraga yang cukup, yang paling utama juga kurangi begadang, dan kalau bisa "jangan begadang kalau tiada artinya begadang boleh saja kalau ada perlunya " itu kata bang haji roma :D

 
Antara lelah dan semangat yang membara diapun akhirnya bangkit dari rasa lelah dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke pos kandang badak, bisa dibayangkan diketinggian lebih dari 2300 mdpl ada rekan kita yang gak kuat, Alhamdulillah ini merupakan pertolongan dari Allah SWT yang memberi kelancaran pada perjalana kami.

Kamipun terus bergerak menuju pos kandang badak dan setelah sekitar 30 menitan kamipun sampai di pos kandang badak, kamipun membuat camp disini dan memutuskan untuk bermalam disini agar esok bisa melanjutkan perjalan kembali ke puncak.






Ketinggian pos kandang badak (2.395 mdpl)







Tips bagi para pendaki sebaiknya mengisisi stok air minum di kandang badak walaupun diatas puncak ada yang menjual air minum tapi lebih baik mengisinya dikandang badak karena harganya  yang amat tinggi sekitar 10.000 rupiah untuk botol ukuran kecil, untuk menuju ke puncak gede dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dan diperjalanan tidak ada lagi mata air.


Setelah bermalam di kandang badak esok harinya setelah sholat shubuh kamipun melanjutkan perjalanan menuju puncak gede, diperjalanan menuju puncak gede kami melewati jalur yang cukup ekstrim biasa disebut tanjakan setan hehe saya kurang tau asal muasalnya mungkin karena tingkat kesulitannya.


Tanjakan setan





Sampai disini untuk sampai di puncak gunung gede memerlukan waktu sekitar 1 sampai satu setengah jam tergantung kondisi fisik kita.




Sebuah ekspektasi sampai dipuncak gunung gede

Setelah melewati tanjakan setan kami lanjutkan pendakian, semangat kamipun semakin bertambah apalagi ditambah bebrapa pendaki yang turun melewati kami tak jarang satu persatu dari kami menanyai pendaki yang turun berapa lama lagi untuk sampai dipuncak, ketika dapat jawaban sekitar 1 jam hingga ada yang bilang setengah jam semangat jadi semakin timbul.

Akhirnya sampai juga di puncak sekitar pukul 8 pagi kami sampai disana, dan subhanallah indah sekali pemandangan dari atas sini kami merasa ada di atas awan, dari sini terlihat jelas betapa indahnya ciptaan Allah SWT kita patut mensyukurinya, udara disini cukup dingin walaupun cuaca panas, bila kitamelihat kebawah akan terlihat kawah gunung, dan pemandangan disekeliling amat indah.








  


Baca juga Pesona Teluk Kiluan








Surya kencana tempat tumbuh bunga edelweis


Dari atas terlihat surya kenca dimana disini tumbuh bunga edelweis yang dikenal juga sebagai bunga abadi, buat para pendaki jangan sampai memetik bunga ini karena bunga ini habitatnya dilindungi pemerintah RI, So kita jaga kelestarian alam kita.


Kami memutuskan untuk tidak ke surya kencana dan kembali ke base camp via jalur yang sama, perasaan senang tiada tanding bila sampai di puncak itu yang saya rasakan.

 

 



Sekian share pengalaman saya mendaki puncak gunung gede semoga bisa menambah referensi kawan-kawan yang mau mendaki gunung gede.




 


EmoticonEmoticon